Sabtu, 06 Oktober 2012

The Arising

Segera pikiranku berhenti. Terpaku.
"Orang itu bohong" serta merta ketiga orang didalam pikiranku berteriak. Dan, ia muncul kembali. Pribadi yang keempat. Bakatku.

Ia, bila kugambarkan,hanyalah sesosok hitam tanpa wajah. Keberadaannya sampai saat ini, remains mysterious. Entah aku mendapatkannya dimana, atau kapan, tapi ia muncul, mostly, ketika ketiga orang keras kepala itu memiliki pandangan yang sama. Terkadang, ia juga muncul dengan sendirinya. Sesuka hatinya.

Orang itu memperhatikan dengan tatapan kosong. Datar serupa air. Sepersekian detik kemudian, ia tahu, orang itu tidak sekedar berbohong, ia juga memiliki sisi baik. Ia setia, ia takut, dan dia bukan penipu ulung. Tidak cukup ulung untuk membohongi orang itu.

"Perhatikan gerak geriknya. Body language. Tangan bersedekap, tanda tertutup. Ia menyimpan sesuatu. Tapi, lihatlah gaya bicaranya, terkesan dibuat-buat. Oh! Lihat kakinya sedikit terbuka, dia merasa dia tahu segalanya, merasa ia diatas angin, orang yang bodoh. Dagu sering naik ke atas, ia berusaha meyakinkan. Matanya, jendela hatiya itu, ia palingkan. Ia tidak suka dengan arah pembicaraan itu. Again, dia berusaha menutupi sesuatu. Nah, bandingkan dengan orang yang satunya" si misterius terus berbicara, menerangkan, sementara kami hanya diam. Darimana ia tau semua ini?

"Dia," lanjutnya, menunjuk orang yang lain "memiliki pembawaan yang terbuka, terlihat dari tangannya, yang juga sering terbuka. Lihat gaya bicaranya, sangat naif! Ah, andai banyak orang-orang yang seperti itu. Walau begitu, ia pun menutupi sesuatu. Ia tidak senaif itu, terlihat dari gaya bicaranya yang pintar, tetapi berusaha ia tutupi dengan keceriaannya. Kemudian..."

Ia terus menjelaskan, terus dan terus, dan kami memperhatikan dengan seksama. We were drawn by him, by his knowledge. Sampai akhirnya seorang tua menyadarkanku, mendisiplinkanku lagi, bahwa kewajibanku masih banyak, sedang aku belum melakukan apapun. Si misterius pun terdiam, ia mengerti. Kami beranjak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar